Melihat Produksi Anyaman Warga Desa Siyar - Kabupaten Pasuruan

Melihat Produksi Anyaman Warga Desa Siyar

339x dibaca    2023-07-20 12:00:00    uploader

Melihat Produksi Anyaman Warga Desa Siyar

Tak banyak yang tahu, Desa Siyar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan ternyata daerah penghasil anyaman bambu. Hasil kerajinan tangan mulai dari tempat tisu, buah, ikan, kap lampu, piring makan, hingga saringan kopi dan hantaran lamaran (untuk pernikahan) yang ada di kota-kota besar ternyata berasal dari desa ini.

Karena hampir semua warganya mencari nafkah dengan menganyam, mungkin tak salah kalau kita menamakan Desa Siyar dengan sebutan "Desa Anyaman".   Bagaimana tidak, ketika masuk ke 4 dusun yang ada di Desa Siyar, yakni Dusun Krajan, Kangkungan, Legok dan Dusun Dandang, pemandangan yang terlihat adalah kesibukan warga yang menyulap bamboo menjadi kreasi barang yang bernilai jual tinggi.

Salah satunya adalah Toyib (32), warga RT 04 RW 04 Dusun Krajan yang sudah puluhan tahun menjadi pengrajin anyaman. Ditemui disela-sela kesibukannya, Jumat (20/07/2018), Toyib meladeni permintaan wawancara dengan Suara Pasuruan, sembari menganyam tempat nasi pesanan dari Pengusaha Turki dan Korea.

Diceritakannya, menjadi pengrajin adalah passion dirinya sejak kecil. Kedua orang tuanya mewariskan ilmu menganyam padanya, sekaligus menjadi pemasar seluruh hasil anyaman yang dibuat olehnya.

"Sebelum saya lahir, bapak dan ibu sudah punya usaha menganyam ini, dibantu seluruh tetangga," terangnya.

Sekarang, Toyib lebih tepatnya sebagai bos dari para tetangga yang membantunya membuat tempat tisu dan lainnya. Kata dia, ada sekitar 20 orang yang dipekerjakan dengan aktifitas yang berbeda, mulai dari mencari bambu, memotong dengan ukuran sesuai pesanan, menganyam, membakar anyaman melalui pengasapan hingga finishing, yakni membentuk anyaman sesuai pesanan.  Dalam sehari, Toyib bisa membuat puluhan atau ratusan anyaman berbagai macam bentuk dengan harga yang juga bervariasa.

Untuk tempat nasi dijual dengan harga Rp 10 ribu per buah, tempat tisu Rp 15 ribu, tempat ikan siap saji Rp 20 ribu, tempat buah Rp 25 ribu, piring makan Rp 7 ribu, saringan kopi Rp 7 ribu, dan hantaran lamaran Rp 20 ribu. Seluruh harga tersebut terbilang murah, sehingga pesanannya pun membludak hingga hampir seluruh wilayah tanah air, plus negara di Timur Tengah dan Korea.

"Kalau untuk yang ke luar negeri mintanya 1 kontainer yang berisi 2 ribu hasil anyaman. Semuanya tempat nasi dan ikan siap saji," ucap Toyib.

Dengan banyaknya pesanan hingga ke luar negeri, Toyib bisa meraup keuntungan bersih antara Rp 7 juta-Rp 10 juta. Keuntungan tersebut untuk selanjutnya dipakai sebagai modal dalam mengembangkan usaha anyaman bambunya.

"Sangat bersyukur karena keuntungannya bisa saya tabung, dan sebagian lagi untuk membeli bahan pembuatan, yakni bamboo. Pengennya beli alat sirat (untuk memotong bamboo sesuai ukuran yang dipesan), tapi belum bisa. Mudah-mudahan ada bantuan dari Pemerintah," harapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Siyar, Abdullah menjelaskan, jumlah kepala keluarga (KK) di Desa Siyar sebanyak 800 KK, sedangkan jumlah KK yang berjibaku dengan aktifitas menganyam mencapai 200 KK.

"Selain menganyam, desa kami juga banyak yang menjadi pengrajin kopyah, bordir dan pembuat baju jubah. Tapi paling banyak memang jadi penganyam, karena hampir semua rumah disibukkan dengan kegiatan menganyam," singkatnya. (emil/avan) 

*Diskominfo Kab.Pasuruan

Komentar (0)

  1. Belum ada komentar

Tulis Disini